Inovasi Smart Farming: Mahasiswa KKN-T Cordova Hadirkan Light Trap, Solusi Cerdas Pembasmi Hama Padi di Desa Kalimantong
Integrasi Saintek dan Pertanian, Mahasiswa Cordova Bawa Teknologi Tepat Guna ke Sawah
Desa Kalimantong, Kecamatan Brang Ene, kini punya harapan baru dalam menghadapi masalah hama di lahan pertanian. Berkat inovasi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Cordova, petani di desa ini mulai beralih ke teknologi cerdas yang lebih ramah lingkungan: Light Trap, alat perangkap hama berbasis cahaya tenaga surya.
Apa Itu Light Trap?
Light Trap adalah alat sederhana namun efektif yang dirancang khusus untuk menangkap hama tanaman padi, seperti wereng dan walang sangit. Prinsip kerjanya cukup mudah: lampu LED bertenaga surya diletakkan di atas wadah berisi air sabun atau larutan khusus. Ketika malam tiba, cahaya lampu akan menarik hama untuk mendekat. Begitu mendekat, serangga akan jatuh ke dalam wadah dan terperangkap.
Menurut Siswi Wani Wati, Koordinator KKN-T Kalimantong, ide pembuatan alat ini muncul dari keluhan para petani yang sering kesulitan mengendalikan hama di malam hari dan masih sangat bergantung pada pestisida kimia. "Kami ingin menghadirkan solusi yang mudah, murah, dan bisa langsung diterapkan oleh petani," ujar Siswi.
Uji Coba Berhasil, Petani Semakin Optimis
Sebanyak 10 unit Light Trap telah dipasang di beberapa titik sawah milik warga. Dalam waktu dua minggu uji coba, alat ini terbukti efektif menangkap sejumlah besar hama malam hari. Hasil ini membuat petani lebih optimis, karena mereka tidak perlu lagi terus-menerus memakai pestisida yang bisa merusak lingkungan dan kesehatan.
Kepala Desa Kalimantong, Ayubar, S.IP., mengapresiasi inovasi mahasiswa ini. "Sekarang ada cara yang lebih alami dan bisa dibuat sendiri. Ini sangat membantu petani," tuturnya.
Mendukung Program Saintek Berdampak dan Smart Farming
Inovasi Light Trap ini sejalan dengan program “Saintek Berdampak” dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Fatahullah, S.P., M.P., selaku dosen pembimbing KKN-T, menegaskan bahwa kehadiran Light Trap adalah bukti nyata kontribusi mahasiswa dalam penguatan sektor pertanian dan ketahanan pangan di desa.
Selain itu, inovasi ini juga mendukung program strategis Kementerian Pertanian seperti Smart Farming 4.0, Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (Gerdal OPT), dan KOSTRATANI. Light Trap menjadi bagian dari sistem perlindungan pertanian cerdas (smart protection) yang sangat relevan untuk wilayah pedesaan.
Pendekatan ADINATA: Inovasi Berbasis Kearifan Lokal
Mahasiswa KKN-T Cordova juga mengusung pendekatan ADINATA (Adaptif, Digital, Inovatif, Networking, Aksi, Training, dan Adat). Pendekatan ini memastikan bahwa setiap inovasi yang dibawa tidak hanya sekadar teori, tetapi benar-benar cocok dengan kebutuhan dan karakter lokal desa.
Fatahullah berharap, "Inovasi ini bisa menjadi contoh untuk desa lain. Light Trap adalah langkah awal menuju sistem pertanian yang mandiri dan cerdas."
Rencana Ke Depan: Edukasi dan Penguatan Data
Sebagai tindak lanjut, mahasiswa KKN-T akan melakukan pelatihan pembuatan Light Trap untuk para petani. Data hasil pemantauan efektivitas alat ini juga akan diserahkan ke Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Brang Ene. Tujuannya, agar data ini bisa digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan berbasis data di tingkat desa.
Komitmen Cordova: Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan
Inovasi seperti Light Trap membuktikan bahwa solusi pertanian modern bisa lahir dari desa. Universitas Cordova pun menegaskan komitmennya untuk mencetak lulusan yang tak hanya unggul di bidang akademik, tapi juga mampu membawa perubahan nyata di masyarakat.