Korek Api Muhammad Ali

korek api muhammad ali

Ada kenyataan dan ada fatamorgana.
Kehidupan duniawi hanyalah bayang bayang, sementara, permainan dan senda gurau.
Permainan apapun,ada batas waktunya.
Senda gurau hanyalah sementara.

Wanita secantik apapun,secara alami akan keriput dan kehilangan daya tarik fisik.
Harta sebanyak apapun,akan ditinggalkan.
Kesempatan seluas apapun,pasti akan berlalu..
Pesta semeriah apapun,akan berakhir sepi.
Pria sekuat apapun,akan menjadi loyo.

Ketika kesempitan waktu menimpa..... 
Ketika kelemahan fisik karena sakit dan tua....... 
Ketika kesulitan ekonomi ditengah kebutuhan..... 
Ketika kematian menghampiri......... 
Yang tersisa hanyalah penyesalan.
Penyesalan....

Kenapa tidak bersiap siap ketika ada waktu...
Kenapa tidak menabung dan berinvestasi ketika ada uang....
Kenapa tidak menjaga milik sebelum rusak..
Kenapa tidak berolahraga ketika masih sehat...
Kenapa tidak beramal sedekah ketika masih mampu..
Kenapa tidak mendidik anak ketika masih bisa...
Kenapa tidak menjaga silaturrahim ketika hubungan baik...
Kenapa tidak berbakti pada orang tua ketika mereka masih hidup....
Kenapa tidak membezuk kerabat sakit sebelum dia wafat.
Kenapa tidak taubat ketika sempat....
Kenapa tidak ibadah ketika masih bernyawa...

Muhammad Ali - petinju legendaris muslim Amerika- selalu membawa korek api di saku celananya, padahal dia tidak merokok.
Dia akan menyalakannya dan mendekatkan api itu ke kulit tangannya,setiap ia tergoda untuk bermaksiat kepada Allah.
Tentu dia akan segera memadamkannya sebelum membakar.
Muhammad Ali kemudian menegur dirinya sendiri :
Kau tak tahan ?
Padahal ini hanyalah bayang bayang dari panasnya api neraka .

Allah berfirman:

ياليتني قدمت لحياتي

Dia (manusia itu) berkata: kanapa aku tidak lakukan kebaikan (dahulu) untuk hidupku kini. (Alfajr 24)

إلا من تاب و آمن وعمل عملا صالحا فاولاءك يبدل الله سياتهم حسنات وكان الله غفورا رحيما

"Kecuali orang orang yang taubat dan beriman dan mengerjakan amal shaleh,maka Allah menggantikan keburukan keburukan mereka dengan kebajikan kebajikan. Dan Allah Maha pengampun dan maha penyayang" (alfurqon :70)

Bersyukurlah,bila kita bisa belajar dari penyesalan di dunia ini .....agar tidak menyesal kelak di akherat.


DR. KH. Zulkifli Muhadli, SH.,MM
12. Juni .2017
Read Also
Share
Like this article? Invite your friends to read :D
Post a Comment